Histologi Sistem
Pencernaan Unggas
Posted
by INK Bes
Rongga Mulut
Ayam tidak memiliki pallatum mole,
karenanya rongga mulut dan faring praktis jadi satu disebut orofaring. Selaput
lendirnya terdiri dari selaput lendir kutan dengan epitel yang mengalami pertandukan
didaerah punggung lidah, langit-langit sampai laring. Pada tunika propria
terdapat kelenjar mukous dan folikel getah bening yang tersebar merata.
Ayam tidak memiliki gigi, bibir dan
pipi, sebagai gantinya adalah paruh. Suatu modifikasi dari kulit seperti halnya
dengan kuku dan tanduk pada kuda dan sapi. Paruh ayam terdiri dari 4 lapis
yakni : tulang , kutis dan epidermis yang bertnaduk. Pada pangkal paruh dan
selaput lendir orofaring terdapat ujung saraf dalam bentuk korpuskulus Grandy
dan korpuskulus Herbat. Lidah berbentuk memanjang dan runcing dengan punggung
yang bertanduk.
Putik pengecap tidak terdapat pada
lidah ayam, tapi sel-sel pengecap banyak terdapat tersebar pada lidah, palatum
durum dna paruh. Tetapi peranannya masih diragukan diduga hanya sebagai
penangkap singgungan. Tapi burung merpati mempunyai putik pengecap pada
lidahnya. Kelenjar air liur banyak ragamnya, ada beberapa kelenjar yang
dianggap membentuk kelompok kelenjar airliur yaitu :
- Glandula
Maxillares, pada langit-langit
- Glandula
Palatinae pada sekitar permuaraan rongga hidung
- Glandula
Submandibulares anterior dan posterior.
- Glandula
linguales pada lidah
- Glandula
Spheno-pterygoidens, pada atas laring
- Glandula
Croco-aryteniodea, disekitar laring
Kelenjar tersebut semuanya berbentuk
mirip satu dengan lainnya. Ujung kelenjar bersifat mukous dan mempunyai epitel
silindris, sitoplasmanya pucat dan berbusa sekretanya adalah lendir dialirkan
melalui alat penyalur kedalam rongga mulut.
2. Lambung
Pada ayam dikenal adanya : Lambung
kelenjar (proventriculus) dan lambung otot (Gizzard / ventriculus).
a. Lambung
kelenjar :
Secara mikroskopis, sinus kelenjar
membentuk lipatan-lipatan selaput lendir konsentris dengan epitel silindris.
Dibagian dalam sinus kelenjar membentuk sinus colligentes yang merupakan
penampung sekreta dari kelenjar yang tersusun secara radier. Ujung kelenjarnya
berbentuk buluh (tubulus) bercabang dengan epitel kubus. Diantara ujung
kelenjar terdapat jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfosit,
muskularis mukosa berbatasan dengan tunika muskularis.
b. Lambung otot
Secara makroskopis berbentuk sebagai
lensa biconveks. Dindingnya tebal dan terdiri atas otot polos dengan laterap
aponeorosis. Pada mukosa terdapat kelenjar tubulus bercabang dengan epitel
kubis. Sekreta kelenjar ini setelah sampai di lumen lambung mengeras membentuk
keratinoid plate. Tebalnya kira-kira 1 mm dengan permukaan yang kasar. Dalam
lumen lambung otot sering dijumpai benda kasar misalnya kerikil atau pecahan
kaca yang membantu menghancurkan makanan berbentuk butiran.
3. Usus Halus
Secara anatomis
duodenum membentuk huruf “U” dengan pankreas pada lekuk dalamnya. Secara
mikroskopis hampir sepanjang usus ayam selaput lendirnya membentuk villi, dan
pada duodenum paling tinggi kira-kira 1-1,5 mm. Semakin kebelakang menjadi
semakin rendah dan tebal.
Susunan vili mirip
pada mammalia dengan epitel silindris dan sel mangkok diantaranya. Hanya saja
pada tunika propria tersebar jaringan limfoid yang hampir merata dengan sel
eosinofil. Kelenjar lieberkhun relatif pendek.
Muskularis mukosa
terdiri dari otot polos yang tersusun memanjang dan dibawahnya terdapat sub
mukosa tanpa adanya kelenjar Brunner. Tunika muskularis interna tersusun
melingkar dan lebih tebal dari tunika muskularis eksterna.
4. Usus Kasar
(Colorectum)
Ditandai dengan
tempat bermuaranya caecum. Colorectum ini pendek saja dan segera bermuara pada
cloaca, yang berakhir pada anus, Caecum pada ayam panjangnya 15-25 cm, pada
burung merpati 5-6 cm. Tempat permuaraan caecum ini menyempit karena dilengkapi
dengan sphincter. Pada mukosa tersebar banyak limfosit membentuk folikel dan
membentuk penonjolan selaput lendir. Cloaca terbagi dalam 3 daerah yakni :
Koprodeum, Urodeum dan Proktodeum.
5. Hati
Hati ayam
dibandingkan dengan besar tubuhnya relatif besar. Warnanya coklat tua dan
terdiri dari 2 lobus. Struktur umum mirip dengan hati mammalia dengan lobulasi
kurang jelas. Kapsula tipis, jaringan interlobularis tipis dan agak jelas pada
segitiga kiernan. Limfosit dan leukosit banyak terdapat pada stroma hepatitis.
Susunan sel hati yang radier dalam lobulus kurang jelas, sebaliknya sinusoid
lebih jelas.
Ayam memiliki
kantung empedu dengan selaput lendir membentuk lipatan. Epitel permukaan
selaput lendir silindris sebaris dan pada tunika propria tidak terdapat
kelenjar Tunia muskularis agak tipis tetapi serosa relatif tebal.
6. Pankreas
Kelenjar pankreas ayam cukup jelas.
Lobulasi cukup jelas tapi jaringan ikat interlobuler tipis. Sel asinus ujung
kelenjar berbentuk piramid dengan butir sekreta mengumpul didaerah kutub bebas.
Inti di basal dan tampak sel sentroasiner.
Pulau langerhans relatif lebih banyak
dari pada mammalia, bahkan dapat dibedakan 2 bentuk yaitu pulau betha yang
mengandung sel alpha tapi sedikit sel betha. Secara mikroskopik pulau alpha
lebih besar dan pada jaringan interlobuler pankreas banyak terdapat jaringan
limfoid.
HATI
Menurut Dellman (1971) hati (hepar)
dianggap kelenjar yang paling besar dalam tubuh hewan dan memiliki fungsi
banyak. Pada tahap kehidupan awal (intra uterin) hati berfungsi sebagai
pembentuk benda-benda darah. Baru kemudian bangun hati disesuaikan dengan
fungsinya sebagai kelenjar eksokrin dan mengatur metabolisme tubuh. Bahkan
pendapat mutakhir mengatakan hati sebagai kelenjar endokrin, karena mampum
engadakan sintesa berbagai bahan yang selanjutnya dilepas kedalam aliran darh
seperti halnya hormon.
Letak hati yang strategis diantara usus
dan aliran darah umum, menyebabkan hati menerima darah portal, yang mengangkut
zat makanan dari usus halus, kecuali lemak yang diangkat melalui pembuluh khil.
Jadi lemak akan melalui duktus thorasikus masuk aliran darah venosus dekat
jantung (Delmann, 41 ; Ham, 74).
Bahan makanan yang telah diserap
setelah sampai dihati diolah dan keluar sebagai bahan baru dalam aliran darah
umum. Sebagian bahan tersebut disimpan dlaam sel-sel tertentu dan selebihnya
dipergunakan untuk metabolisme tubuh. Bersama makanan dapat pula terserap zat
toksis yang setelah sampai dihati akan ditawar melalui oksidasi, hasil yang
tidak berbahaya dibuang melalui empedu.
Fungsi Hati
Sebagai kelenjar eksokrin hati
menghasilkan empedu, pada empedu terkandung pigmen, musim, asam empedu, garam
empedu, lipoida, lesitin, kholesterol. Pada empedu sering terdapat sel epitel
yang berasal dari saluran empedu (Bloom and Fawcett. 78).
Mengatur kadar bahan-bahan tertentu
misalnya : glukagon, kalsium dan sebagainya. Kadar glukosa diatur dengan cara
melepas cadangan glikogen atau merubahnya melalui lemak atau protein.
Selain itu hati berfungsi : Sintesa
komponen protein plasma darah, merubah karoten menjadi vitamin A dan
menyimpannya, membentuk erythrocyt maturing faktor, membersihkan darah dari
benda asing oleh sel kuffer pada sinusoid.
Bangun Histologi
Hati menurut Hurst and Brown. 1976
adalah sebagai berikut :
Kapsula :
Hati dibalut kapsula yang terdiri dari
dua unsur, yakni Kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula serosa
terdiri dari serosa dan Kapsula fibrosa (Glisson capsule) yang terdiri dari
jaringan ikat fibrous. Kapsula dibrosa ini tipis, tetapi menebal didaerah hilus
(porta hepatis) yang menunjang pembuluh darah, saraf dan aliran empedu.
Lobulus :
Tiap lobulus dibatasi oleh jaringan
ikat interlobularis, yang tebal pada babi sedangkan pada hewan lain misalnya :
anjing, kucing, kambing, sapi, kuda, ayam tipis bahkan tidak jelas. Bentuk
lobulus adalah heksagonal dan pada daerah antara 3 lobulus jaringan ikat
interlobularis menebal membentuk segitiga kiernan (portal triad) didalamnya
terdapat : arteria interlobularis, vena interlobularis dan duktus
interlobularis.
Parenkhim :
Parenkhim hati terdiri dari sel-sel
hati yang membentuk laminae tersusun radier terhadap vena sentralis sebagai
pusat lobulus. Diantara laminae terdapat sinusoid, suatu kapiler dengan lumen
meluas dna dindingnya terdiri dari endotelial dan sel kuffer (sel RES) (Husrt
and Brown, 1970).
Sel hati berbentuk polihedral, diameter
20-25 mikron pada hewan dewasa, sedang pada hewan muda 2-7 mikron. Inti bulat
terletak ditengah, dan tiap sel sering mempunyai lebih dari satu inti. Dengan perawrnaan
HE pada sitoplasma sering tampak lubang-lubang yang sebenarnya suatu artefak,
karena glikogen dan lemak yang larut pada proses pengerjaan sediaan. Untuk
menunjukkan glikogen dan lemak pada sel hati diperlukan teknik pewarnaan khusus
misalnya : Metode Best untuk glikogen, dan metode Sudan II atau asam osmeum
untuk lemak.
Secara mikroskop elektron terlihat pada
inti dekat masa khromatin tampak butir-butir berukuran 300 A, dikelilingi
daerah agak cerah disebut butir perikhromatin (perichromatin granules).
Ternyata butir tersebut mengandung asam nuklein. Pada sitoplasma terdapat
daerah Rough dan smmoth endoplasmik retikulum. Rough ER merupakan tempat
sintesa protein daerah smmoth terdapat partikel-partikel glikogen Apparatus
golgi terdapat berbatasan dengan kanalikuli empedu. Mithokondria tersebar
lisosoma terdapat disekitar kanalikuli empedu. Peranan lisosoma adalah untuk
pencernaan intraseluler, khususnya untuk organoida dan bahan lain yang telah
rusak.
Kanalikuli empedu :
Berbentuk saluran halus terdapat 2 atau
3 sel hati yang berbatasan. Karena sel hati membentuk laminae dan saling
beranastosoma maka kanalikuli empedupun saling beranastomose. Secara
mikroskopik elektron kanalikuli empedu berbentuk ruang meluas berdiameter 0,5
mikron, dindingnya terdiri dari membran plasma sel hati, yang memiliki
mikrovilli menjulur kedalam lumen (Junqucira dkk, 1977 ; Mariano, 1981).
Jalinan kanalikuli empedu akhirnya
bermuara kedalam duktus intra lobularis dengan epitel pipih selapis.
Selanjutnya empedu dialirkan kedalam duktus intelobularis pada segitiga
kerinan.
Saluran empedu :
Pada saluran
empedu yang agak besar epithelnya silindris sebaris dengan sel mangkok (Kuda
dan kambing). Bahkan dibawah membran basal sering terdapat otot polos
(ruminansia). Saluran empedu ekstrahepatis memiliki selaput lendir berkelenjar
dengan epitel silindris sebaris dan sel mangkok. Pada tunika propria terdapat
kelenjar serous (sapi) dan mukous pada hewan lain. Sering tampak pula adanya
folikel getah bening. Tunika muskularis jelas didaerah permuaraan duodenum
membentuk diverticulum duodeni. Diverticulum duodeni adalah daerah permuaraan
saluran empedu (ductus coledochus) dan saluran getah pankreas (ductus
pancreaticus).
Kantung empedu (Vesica fellea)
Bekerja menampung empedu. Dengan banyaknya
pembuluh darah dalam dindingnya diduga terjadi pengurangan air atau penambahan
sesuatu seperti halnya pada ginjal. Selaput lendir membentuk lipatan-lipatan,
epitel permukaan berbentuk silindris sebaris dengan sel mangkok. Pada kutub
bebasnya terdapat mikrovilli disebut Antennulae microvilares. Pada beberapa
jenis hewan terdapat kelenjar serous dan mukous (Leeson and Leeson, 1976).
Tunika muskularis terdapat 2 lapis,
lapis dalam sering memberikan penjuluran kedalam mukosa, lapis luar lebih tebal
dari lapis dalam. Kuda tidak memiliki kantong empedu. Empedu tetap dihasilkan
tetapi langsung disekresikan kedalam duodenum lewat diverticulum duodeni.
Pembuluh daran dan sinussoid
(vaskularisasi)
Sneel (1984) mengatakan hati seperti
juga paru-paru mendapat 2 sumber vaskularisasi, satu bersifat nutritif dan dua
bersifat fungsional.
- Fungsi
Nutritif :
Pemberian darah untuk kebutuhan
jaringan hati melalui arteria hepatica, satu cabang dari aorta. Arteria
hepatica memasuki hilus hati bercabang menjadi arteria interlobularis
selanjutnya masuk lobulus menjadi sinussoid.
- Fungsi
Fungsional :
Membawa darah yang mengandung zat-zat
makanan yang diserap dari usus halus melalui vena porta. Vena porta memasuki
hillus hati bercabang-cabang menjadi vena interlobularis, kemudian menjadi vena
interlobularis (segi tiga kiernan) dan akhirnya memasuki lobulus menjadi
sinussoid.
Sampai pada sinusoid kedua sumber
pembuluh darah bersatu darahnya bercampur. Zat-zat makanan diolah parenkhim
hati pada benda asing dibersihkan oleh sel kuffer. Selanjutnya darah masuk
kedalam vena sentralis, kemudian bergabung menjadi vena sub lobularis pada
jaringan ikat interlobularis diluar segitiga kiernan. Vena terakhir bergabung
menjadi vena hepatika dari hati dan bermuara kedalam vena cava caudalis .
PANKREAS
Pankreas adalah kelenjar kedua setelah
hati yang berperan penting dalam pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi
karena ikut mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda,
yakni sebagai :
- Kelenjar esokrin
:
Kelenjar pankreas sendiri mampu
menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan
kedalam Duodenum.
- Kelenjar
endokrin :
Terdiri dari pulau Langerhans yang
tersebar secara merata. Hormon yang dihasilkan berperan dalam metabolisme
hidrat arang.
Kelenjar pankreas terletak menempel
pada Duodenum, kapsula kurang jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna
lobulus yang cukup jelas.
Bangun Histologi :
Pankreas merupakan kelenjar
tubuloasineus. Lobulasi cukup jelas dengan jaringan ikat yang mengandung
pembuluh darah dan saraf, dan saluran getah pankreas. Struktur ujung
kelenjarnya mirip dengan kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri kelenjar pankreas
ini adalah sebagai berikut :
a. Epitel ujung
kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan adanya dua daerah. Sitoplasma
daerah basal mengambil warna gelap dengan biru metilin (basa) klarena
mengandung banyak ribonukleoprotein, sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna
agak cerah karena banyak mengandung butir skreta (zymogen).
b. Pada lumen ujung
kelenjar terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian dari duktus
interkalatus yang menjorok ke dalam.
c. Pankreas
memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung bermuara ke dalam duktus
interlobularis diluar lobulus. Duktus striatus tidak terdapat pada pankreas.
d. Pada ujung
kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel-sel myoepitel (Basket cells)
e. Pankreas
memiliki pulau langerhans.
Dengan mikroskop elektron sel asinus
ujung kelenjar menunjukkan, pada kutub basal terdapat rough ER dalam bentuk
cysternae tersusun paralel. Ribosoma bebas banyak tersebar dalam sitoplasma.
Struktur mitokhondria panjang dengan krista mitokhondria cukup jelas. Apparatus
golgi terdapat supra nuklear. Lisosoma banyak terdapat disekitar golgi komplek.
Pada kutub bebas sel asinus mikrovilli,
meskipun sedikit pendek. Sitoplasmanya banyak mengandung butir zymogen pada
saat butir zymogen dieksresikan. Selaput hancur bersama membran plasma,
sehingga sekreta berasfek homogen mengisi lumen asinus. Dan membran plasma akan
terbentuk kembali.
Pulau Langerhans
Pankreas mammalia memiliki pulau
Langerhans yang tersebar pada tiap lobulus, terutama pada ekor pankreas.
Diameternya sekitar 100-400 mikron.
Bangun Histologi
Pulau Langerhans merupakan kumpulan sel
dengan banyak pembuluh darah rambut, dipisah dari pankreas oleh jaringan ikat
tipis. Susunan selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat dari
sel-sel asinus. Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi
dengan pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :
a. Sel alpha (Sel
A)
Bentuk selnya besar, inti lonjong dan
dalam sitoplasma tersebar butir bersifat asidofil (merah) yang tidak larut
dalam alkohol.
b. Sel betha (sel
B)
Sel serta butir sekretanya lebih kecil
dari sel A tapi pada anjing jumlahnya lebih banyak, sekitar 75 % dari seluruh
sel. Butir sekreta mudah larut dalam alkohol. Pada anjing, kelelawar dan
manusia bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan matrik cerah
mengelilinginya.
c. Sel Delta (sel
C)
Sel ini tidak banyak jumlahnya,
memiliki butir sekreta berwarna biru. Pada anjing diperkirakan hanya 5 % saja.
Butir sekretanya sedikit lebih besar dari sel A.
d. Sel G
Sel ini jarang sekali dijumpai, hanya
tampak pada cavia, dan tidak memiliki butir sekreta sama sekali.
Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat
mengitari pembuluh darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada
sitoplasma ebrbatasan dengan kapiler. Dua hormon yang penting adalah :
- Insulin :
Hormon ini dihasilkan oleh sel betha,
dan bekerja merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen. Apabila tubuh
kekurangan insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes Melitus) dan simpanan
glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani dapat mempercepat
kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan percobaan dapat mernagsang kemunduran
sel betha.
- Glikogen :
Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang
berlawanan dengan insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic
factor, sebab dengan pemberian glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati
dan kadar glukosa darah naik. Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A
sehingga produksi glukagon menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar