Minggu, 28 Juli 2013

Histologi Sistem Pencernaan Unggas



Histologi Sistem Pencernaan Unggas
Posted by INK Bes
Rongga Mulut
Ayam tidak memiliki pallatum mole, karenanya rongga mulut dan faring praktis jadi satu disebut orofaring. Selaput lendirnya terdiri dari selaput lendir kutan dengan epitel yang mengalami pertandukan didaerah punggung lidah, langit-langit sampai laring. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan folikel getah bening yang tersebar merata.
Ayam tidak memiliki gigi, bibir dan pipi, sebagai gantinya adalah paruh. Suatu modifikasi dari kulit seperti halnya dengan kuku dan tanduk pada kuda dan sapi. Paruh ayam terdiri dari 4 lapis yakni : tulang , kutis dan epidermis yang bertnaduk. Pada pangkal paruh dan selaput lendir orofaring terdapat ujung saraf dalam bentuk korpuskulus Grandy dan korpuskulus Herbat. Lidah berbentuk memanjang dan runcing dengan punggung yang bertanduk.
Putik pengecap tidak terdapat pada lidah ayam, tapi sel-sel pengecap banyak terdapat tersebar pada lidah, palatum durum dna paruh. Tetapi peranannya masih diragukan diduga hanya sebagai penangkap singgungan. Tapi burung merpati mempunyai putik pengecap pada lidahnya. Kelenjar air liur banyak ragamnya, ada beberapa kelenjar yang dianggap membentuk kelompok kelenjar airliur yaitu :
- Glandula Maxillares, pada langit-langit
- Glandula Palatinae pada sekitar permuaraan rongga hidung
- Glandula Submandibulares anterior dan posterior.
- Glandula linguales pada lidah
- Glandula Spheno-pterygoidens, pada atas laring
- Glandula Croco-aryteniodea, disekitar laring
Kelenjar tersebut semuanya berbentuk mirip satu dengan lainnya. Ujung kelenjar bersifat mukous dan mempunyai epitel silindris, sitoplasmanya pucat dan berbusa sekretanya adalah lendir dialirkan melalui alat penyalur kedalam rongga mulut.
2. Lambung
Pada ayam dikenal adanya : Lambung kelenjar (proventriculus) dan lambung otot (Gizzard / ventriculus).
a. Lambung kelenjar :
Secara mikroskopis, sinus kelenjar membentuk lipatan-lipatan selaput lendir konsentris dengan epitel silindris. Dibagian dalam sinus kelenjar membentuk sinus colligentes yang merupakan penampung sekreta dari kelenjar yang tersusun secara radier. Ujung kelenjarnya berbentuk buluh (tubulus) bercabang dengan epitel kubus. Diantara ujung kelenjar terdapat jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfosit, muskularis mukosa berbatasan dengan tunika muskularis.
b. Lambung otot
Secara makroskopis berbentuk sebagai lensa biconveks. Dindingnya tebal dan terdiri atas otot polos dengan laterap aponeorosis. Pada mukosa terdapat kelenjar tubulus bercabang dengan epitel kubis. Sekreta kelenjar ini setelah sampai di lumen lambung mengeras membentuk keratinoid plate. Tebalnya kira-kira 1 mm dengan permukaan yang kasar. Dalam lumen lambung otot sering dijumpai benda kasar misalnya kerikil atau pecahan kaca yang membantu menghancurkan makanan berbentuk butiran.


3. Usus Halus
Secara anatomis duodenum membentuk huruf “U” dengan pankreas pada lekuk dalamnya. Secara mikroskopis hampir sepanjang usus ayam selaput lendirnya membentuk villi, dan pada duodenum paling tinggi kira-kira 1-1,5 mm. Semakin kebelakang menjadi semakin rendah dan tebal.
Susunan vili mirip pada mammalia dengan epitel silindris dan sel mangkok diantaranya. Hanya saja pada tunika propria tersebar jaringan limfoid yang hampir merata dengan sel eosinofil. Kelenjar lieberkhun relatif pendek.
Muskularis mukosa terdiri dari otot polos yang tersusun memanjang dan dibawahnya terdapat sub mukosa tanpa adanya kelenjar Brunner. Tunika muskularis interna tersusun melingkar dan lebih tebal dari tunika muskularis eksterna.
4. Usus Kasar (Colorectum)
Ditandai dengan tempat bermuaranya caecum. Colorectum ini pendek saja dan segera bermuara pada cloaca, yang berakhir pada anus, Caecum pada ayam panjangnya 15-25 cm, pada burung merpati 5-6 cm. Tempat permuaraan caecum ini menyempit karena dilengkapi dengan sphincter. Pada mukosa tersebar banyak limfosit membentuk folikel dan membentuk penonjolan selaput lendir. Cloaca terbagi dalam 3 daerah yakni : Koprodeum, Urodeum dan Proktodeum.
5. Hati
Hati ayam dibandingkan dengan besar tubuhnya relatif besar. Warnanya coklat tua dan terdiri dari 2 lobus. Struktur umum mirip dengan hati mammalia dengan lobulasi kurang jelas. Kapsula tipis, jaringan interlobularis tipis dan agak jelas pada segitiga kiernan. Limfosit dan leukosit banyak terdapat pada stroma hepatitis. Susunan sel hati yang radier dalam lobulus kurang jelas, sebaliknya sinusoid lebih jelas.
Ayam memiliki kantung empedu dengan selaput lendir membentuk lipatan. Epitel permukaan selaput lendir silindris sebaris dan pada tunika propria tidak terdapat kelenjar Tunia muskularis agak tipis tetapi serosa relatif tebal.
6. Pankreas
Kelenjar pankreas ayam cukup jelas. Lobulasi cukup jelas tapi jaringan ikat interlobuler tipis. Sel asinus ujung kelenjar berbentuk piramid dengan butir sekreta mengumpul didaerah kutub bebas. Inti di basal dan tampak sel sentroasiner.
Pulau langerhans relatif lebih banyak dari pada mammalia, bahkan dapat dibedakan 2 bentuk yaitu pulau betha yang mengandung sel alpha tapi sedikit sel betha. Secara mikroskopik pulau alpha lebih besar dan pada jaringan interlobuler pankreas banyak terdapat jaringan limfoid.
HATI
Menurut Dellman (1971) hati (hepar) dianggap kelenjar yang paling besar dalam tubuh hewan dan memiliki fungsi banyak. Pada tahap kehidupan awal (intra uterin) hati berfungsi sebagai pembentuk benda-benda darah. Baru kemudian bangun hati disesuaikan dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin dan mengatur metabolisme tubuh. Bahkan pendapat mutakhir mengatakan hati sebagai kelenjar endokrin, karena mampum engadakan sintesa berbagai bahan yang selanjutnya dilepas kedalam aliran darh seperti halnya hormon.
Letak hati yang strategis diantara usus dan aliran darah umum, menyebabkan hati menerima darah portal, yang mengangkut zat makanan dari usus halus, kecuali lemak yang diangkat melalui pembuluh khil. Jadi lemak akan melalui duktus thorasikus masuk aliran darah venosus dekat jantung (Delmann, 41 ; Ham, 74).
Bahan makanan yang telah diserap setelah sampai dihati diolah dan keluar sebagai bahan baru dalam aliran darah umum. Sebagian bahan tersebut disimpan dlaam sel-sel tertentu dan selebihnya dipergunakan untuk metabolisme tubuh. Bersama makanan dapat pula terserap zat toksis yang setelah sampai dihati akan ditawar melalui oksidasi, hasil yang tidak berbahaya dibuang melalui empedu.
Fungsi Hati
Sebagai kelenjar eksokrin hati menghasilkan empedu, pada empedu terkandung pigmen, musim, asam empedu, garam empedu, lipoida, lesitin, kholesterol. Pada empedu sering terdapat sel epitel yang berasal dari saluran empedu (Bloom and Fawcett. 78).
Mengatur kadar bahan-bahan tertentu misalnya : glukagon, kalsium dan sebagainya. Kadar glukosa diatur dengan cara melepas cadangan glikogen atau merubahnya melalui lemak atau protein.
Selain itu hati berfungsi : Sintesa komponen protein plasma darah, merubah karoten menjadi vitamin A dan menyimpannya, membentuk erythrocyt maturing faktor, membersihkan darah dari benda asing oleh sel kuffer pada sinusoid.
Bangun Histologi
Hati menurut Hurst and Brown. 1976 adalah sebagai berikut :
Kapsula :
Hati dibalut kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula serosa terdiri dari serosa dan Kapsula fibrosa (Glisson capsule) yang terdiri dari jaringan ikat fibrous. Kapsula dibrosa ini tipis, tetapi menebal didaerah hilus (porta hepatis) yang menunjang pembuluh darah, saraf dan aliran empedu.
Lobulus :
Tiap lobulus dibatasi oleh jaringan ikat interlobularis, yang tebal pada babi sedangkan pada hewan lain misalnya : anjing, kucing, kambing, sapi, kuda, ayam tipis bahkan tidak jelas. Bentuk lobulus adalah heksagonal dan pada daerah antara 3 lobulus jaringan ikat interlobularis menebal membentuk segitiga kiernan (portal triad) didalamnya terdapat : arteria interlobularis, vena interlobularis dan duktus interlobularis.
Parenkhim :
Parenkhim hati terdiri dari sel-sel hati yang membentuk laminae tersusun radier terhadap vena sentralis sebagai pusat lobulus. Diantara laminae terdapat sinusoid, suatu kapiler dengan lumen meluas dna dindingnya terdiri dari endotelial dan sel kuffer (sel RES) (Husrt and Brown, 1970).
Sel hati berbentuk polihedral, diameter 20-25 mikron pada hewan dewasa, sedang pada hewan muda 2-7 mikron. Inti bulat terletak ditengah, dan tiap sel sering mempunyai lebih dari satu inti. Dengan perawrnaan HE pada sitoplasma sering tampak lubang-lubang yang sebenarnya suatu artefak, karena glikogen dan lemak yang larut pada proses pengerjaan sediaan. Untuk menunjukkan glikogen dan lemak pada sel hati diperlukan teknik pewarnaan khusus misalnya : Metode Best untuk glikogen, dan metode Sudan II atau asam osmeum untuk lemak.
Secara mikroskop elektron terlihat pada inti dekat masa khromatin tampak butir-butir berukuran 300 A, dikelilingi daerah agak cerah disebut butir perikhromatin (perichromatin granules). Ternyata butir tersebut mengandung asam nuklein. Pada sitoplasma terdapat daerah Rough dan smmoth endoplasmik retikulum. Rough ER merupakan tempat sintesa protein daerah smmoth terdapat partikel-partikel glikogen Apparatus golgi terdapat berbatasan dengan kanalikuli empedu. Mithokondria tersebar lisosoma terdapat disekitar kanalikuli empedu. Peranan lisosoma adalah untuk pencernaan intraseluler, khususnya untuk organoida dan bahan lain yang telah rusak.
Kanalikuli empedu :
Berbentuk saluran halus terdapat 2 atau 3 sel hati yang berbatasan. Karena sel hati membentuk laminae dan saling beranastosoma maka kanalikuli empedupun saling beranastomose. Secara mikroskopik elektron kanalikuli empedu berbentuk ruang meluas berdiameter 0,5 mikron, dindingnya terdiri dari membran plasma sel hati, yang memiliki mikrovilli menjulur kedalam lumen (Junqucira dkk, 1977 ; Mariano, 1981).
Jalinan kanalikuli empedu akhirnya bermuara kedalam duktus intra lobularis dengan epitel pipih selapis. Selanjutnya empedu dialirkan kedalam duktus intelobularis pada segitiga kerinan.
Saluran empedu :
Pada saluran empedu yang agak besar epithelnya silindris sebaris dengan sel mangkok (Kuda dan kambing). Bahkan dibawah membran basal sering terdapat otot polos (ruminansia). Saluran empedu ekstrahepatis memiliki selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris sebaris dan sel mangkok. Pada tunika propria terdapat kelenjar serous (sapi) dan mukous pada hewan lain. Sering tampak pula adanya folikel getah bening. Tunika muskularis jelas didaerah permuaraan duodenum membentuk diverticulum duodeni. Diverticulum duodeni adalah daerah permuaraan saluran empedu (ductus coledochus) dan saluran getah pankreas (ductus pancreaticus).
Kantung empedu (Vesica fellea)
Bekerja menampung empedu. Dengan banyaknya pembuluh darah dalam dindingnya diduga terjadi pengurangan air atau penambahan sesuatu seperti halnya pada ginjal. Selaput lendir membentuk lipatan-lipatan, epitel permukaan berbentuk silindris sebaris dengan sel mangkok. Pada kutub bebasnya terdapat mikrovilli disebut Antennulae microvilares. Pada beberapa jenis hewan terdapat kelenjar serous dan mukous (Leeson and Leeson, 1976).
Tunika muskularis terdapat 2 lapis, lapis dalam sering memberikan penjuluran kedalam mukosa, lapis luar lebih tebal dari lapis dalam. Kuda tidak memiliki kantong empedu. Empedu tetap dihasilkan tetapi langsung disekresikan kedalam duodenum lewat diverticulum duodeni.
Pembuluh daran dan sinussoid (vaskularisasi)
Sneel (1984) mengatakan hati seperti juga paru-paru mendapat 2 sumber vaskularisasi, satu bersifat nutritif dan dua bersifat fungsional.
- Fungsi Nutritif :
Pemberian darah untuk kebutuhan jaringan hati melalui arteria hepatica, satu cabang dari aorta. Arteria hepatica memasuki hilus hati bercabang menjadi arteria interlobularis selanjutnya masuk lobulus menjadi sinussoid.
- Fungsi Fungsional :
Membawa darah yang mengandung zat-zat makanan yang diserap dari usus halus melalui vena porta. Vena porta memasuki hillus hati bercabang-cabang menjadi vena interlobularis, kemudian menjadi vena interlobularis (segi tiga kiernan) dan akhirnya memasuki lobulus menjadi sinussoid.
Sampai pada sinusoid kedua sumber pembuluh darah bersatu darahnya bercampur. Zat-zat makanan diolah parenkhim hati pada benda asing dibersihkan oleh sel kuffer. Selanjutnya darah masuk kedalam vena sentralis, kemudian bergabung menjadi vena sub lobularis pada jaringan ikat interlobularis diluar segitiga kiernan. Vena terakhir bergabung menjadi vena hepatika dari hati dan bermuara kedalam vena cava caudalis .
PANKREAS
Pankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting dalam pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai :
- Kelenjar esokrin :
Kelenjar pankreas sendiri mampu menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan kedalam Duodenum.
- Kelenjar endokrin :
Terdiri dari pulau Langerhans yang tersebar secara merata. Hormon yang dihasilkan berperan dalam metabolisme hidrat arang.
Kelenjar pankreas terletak menempel pada Duodenum, kapsula kurang jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna lobulus yang cukup jelas.
Bangun Histologi :
Pankreas merupakan kelenjar tubuloasineus. Lobulasi cukup jelas dengan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah dan saraf, dan saluran getah pankreas. Struktur ujung kelenjarnya mirip dengan kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri kelenjar pankreas ini adalah sebagai berikut :
a. Epitel ujung kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan adanya dua daerah. Sitoplasma daerah basal mengambil warna gelap dengan biru metilin (basa) klarena mengandung banyak ribonukleoprotein, sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna agak cerah karena banyak mengandung butir skreta (zymogen).
b. Pada lumen ujung kelenjar terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian dari duktus interkalatus yang menjorok ke dalam.
c. Pankreas memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung bermuara ke dalam duktus interlobularis diluar lobulus. Duktus striatus tidak terdapat pada pankreas.
d. Pada ujung kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel-sel myoepitel (Basket cells)
e. Pankreas memiliki pulau langerhans.
Dengan mikroskop elektron sel asinus ujung kelenjar menunjukkan, pada kutub basal terdapat rough ER dalam bentuk cysternae tersusun paralel. Ribosoma bebas banyak tersebar dalam sitoplasma. Struktur mitokhondria panjang dengan krista mitokhondria cukup jelas. Apparatus golgi terdapat supra nuklear. Lisosoma banyak terdapat disekitar golgi komplek.
Pada kutub bebas sel asinus mikrovilli, meskipun sedikit pendek. Sitoplasmanya banyak mengandung butir zymogen pada saat butir zymogen dieksresikan. Selaput hancur bersama membran plasma, sehingga sekreta berasfek homogen mengisi lumen asinus. Dan membran plasma akan terbentuk kembali.
Pulau Langerhans
Pankreas mammalia memiliki pulau Langerhans yang tersebar pada tiap lobulus, terutama pada ekor pankreas. Diameternya sekitar 100-400 mikron.
Bangun Histologi
Pulau Langerhans merupakan kumpulan sel dengan banyak pembuluh darah rambut, dipisah dari pankreas oleh jaringan ikat tipis. Susunan selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat dari sel-sel asinus. Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi dengan pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :
a. Sel alpha (Sel A)
Bentuk selnya besar, inti lonjong dan dalam sitoplasma tersebar butir bersifat asidofil (merah) yang tidak larut dalam alkohol.
b. Sel betha (sel B)
Sel serta butir sekretanya lebih kecil dari sel A tapi pada anjing jumlahnya lebih banyak, sekitar 75 % dari seluruh sel. Butir sekreta mudah larut dalam alkohol. Pada anjing, kelelawar dan manusia bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan matrik cerah mengelilinginya.
c. Sel Delta (sel C)
Sel ini tidak banyak jumlahnya, memiliki butir sekreta berwarna biru. Pada anjing diperkirakan hanya 5 % saja. Butir sekretanya sedikit lebih besar dari sel A.
d. Sel G
Sel ini jarang sekali dijumpai, hanya tampak pada cavia, dan tidak memiliki butir sekreta sama sekali.
Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat mengitari pembuluh darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada sitoplasma ebrbatasan dengan kapiler. Dua hormon yang penting adalah :
- Insulin :
Hormon ini dihasilkan oleh sel betha, dan bekerja merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen. Apabila tubuh kekurangan insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes Melitus) dan simpanan glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani dapat mempercepat kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan percobaan dapat mernagsang kemunduran sel betha.
- Glikogen :
Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang berlawanan dengan insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic factor, sebab dengan pemberian glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati dan kadar glukosa darah naik. Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A sehingga produksi glukagon menurun.
at 8:51 PM